Rabu, 25 Juni 2014

PERJALANAN SPIRITUAL PRABU WALANGSUNGSAN (BAG-3)



 

Melihat penyusup sudah sampai ke dalam kaputren Galuh,Prabu Batara Suma dan Arya Datuk Kumbang,selaku Panembahan Pasopati Agung,langsung menerobos barisan musuh.Tak pelak kedua belah kubu saling menyerang dengan strateginya masing-masing. Arya Datuk Kumbaang,mulai melancarkan serangan balasan yang di ikuti 70 pasukan elit lainnya.Melihat kecepatan gerakan Arya Datuk Kumbang,Prabu Lewmunding,beseru keras.....!!! "Kokohkan Ular Naga"... mendengar kata sandi sang Pemimpin,pasukan Lewmunding,berubah posisi secara cepat membentuk barisan se-ekor ular naga pemangsa.
Tahu pasukan musuh mulai memainkan strateginya Prabu Batara Suma, langsung memberikan komando : "Masukkan mata tombak ke bawah....!!!". Spontan pasukan Galuh,mengarahkan ujung tombaknya kebawah lutut kaki musuh.Namun,strategi pasukan Lewmunding,hanya tipuan semata,sebelum pasukan Galuh,menghujamkan mata tombaknya,secara spontan Prabu Lewmunding berseru "Mulaaaaaaiiiii" maka secepat kilat seluruh pasukan Lewmunding menyerang balik,tak ayal,dengan gebrakan sporadis,puluhan pasukan Galuh harus tewas bermandikan darah.Melihat anak buahnya mati diujung tombak pasukan Lewmunding,Batara Suma dan Arya Datuk Kumbang,marah besar dan langsung menyerang dengan jurus-jurus mematikan.Disini Prabu Lewmunding,memanfaatkan kemarahan kedua musuh bebbuyutannya,beliau sembari mundur 5 langkah ke belakang,maka pasukan panah yang sudah disiapkan sedari tadi,langsung menghujamkan ratuasan anak panahnya melesat tepat kejantung Batara Suma dan Arya Datuk Kumbang,keduanya tak bisa mengelak oleh sambaran hujan panah yang begitu cepat melesat.Keduanya langsung roboh tertembus puluhan anak panah tepat mengenai ulu hatinya,Melihat kedua pemimpin Galuh tewas,semua pasukan Lewmunding bersorak kegirangan dan mereka dengan yel...yel,semangat perang, langsug merangsak maju ke dalam kerathon.
Dilain pihak Tumenggung Tunggul,beserta 1000 pasukannya,telah menanti kedatangan pasukan berkuda yang dipimpin langsung oleh Prabu Tepak Palimanan. 250 pasukan pemanah ditempatkan dalam posisi terdepan.Kini derap kaki kuda sudah semakin jelas terdengar,Tumenggung Tunggul,telah mempersia[kan secara matang kedatangan Prabu tepak dan pasukannya,250 pasukan ditempatkan di atas bukit Pajajar,sedangkan 500 pasukan bersenjata lengkap sudah siap menghadang didepan pintu masuk dan 250 pasukan lainnya ditugaskan sebagai pengacau pasukan musuh...."Seranggggggg....!!!!" teriak Tumenggung Tunggul......ratusan anak panah melesat secara serempak hingga membuat pasukan Palimanan sulit mengelak,satu persatu prajurit Palimanan,tersungkur jatuh merenggang nyawa. Dalam keadaan yang tak terduga ini,500 pasukan bersenjata lengkap,langsung merangsak maju,dan 250 pasukan lainnya menyergap dari arah belakang,pertempuran sengitpun mulai berkobar,satu persatu pasukan Paliman terus berguguran..."Hai kutu Kuprettttttt,lawanlah aku Tepak Palimanan.Sampaikaan ke rajamu Siiwangi,aku menantangnya" Rupannya Prabu Tepak,sangat marah melihat anak buahnya banyak yang mati,lalu dengan kesaktiannya,Prabu Tepak,berubah wajud menjadi sosok Rakasasa yang sangat menakutkan......."Gempur terusssss dan pantang prajurit Galuh,tunduk kepada Buto Ijo" terang Tumenggung Tunggul,mendengar semangat sang pemimpin,pasukan pemmanah langsung melesatkan ratusan busurnya kearah Prabu Tepak,yang kini sudah menjelma menjadi sosok Raksasa..... "hahahahahahahahah, silahkan habiskan anak panahmu wahai cecunguk Galuh" ternyata ratusan anak panah dari prajurit Galuh,tidak membuat Prabu Tepak meringis kesakitan,bahkan sebaliknya ratusan mata anak panah seolah angin berlalu sewaktu mengenai badan sang Raksasa......"hahahahaha hayooo habiskan anak panahmu Prajurit ingusan" sembari tertawa mengejek.Tahu musuh yang dihadapinya kebal senjata tajam,Tumenggung Tunggul,langsung maju ke laga depan : "Hai Raksasa Palimanan,jangan kau bermimpi bisa menaklukkan Galuh Dwipa,akulah lawanmu sekarang" lalu Tumenggung Tunggul,merapalkaan ajian Jaya Girdoh Galih "Seniatku nganggo ajiku.Bedah bui nunggal ratu alam.Girdoh galih tumae alam.Ratu serat kewajibanku moncol.Karunia bisor bisa kudu bisa jagat sewedi penolong kaulo" lalu sang Tumenggung Tunggul,berubah wujud menjadi se-ekor Rajawali raksasa.
 



SUMBER : AS-SAYYID AL-ALLAMAH AL-‘ARIF BILLAH QUTHBUL SANIYYAH SYARE’ATUL KHOTAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar