
Melihat penyusup sudah sampai ke dalam
kaputren Galuh,Prabu Batara Suma dan Arya Datuk Kumbang,selaku Panembahan
Pasopati Agung,langsung menerobos barisan musuh.Tak pelak kedua belah kubu
saling menyerang dengan strateginya masing-masing. Arya Datuk Kumbaang,mulai
melancarkan serangan balasan yang di ikuti 70 pasukan elit lainnya.Melihat
kecepatan gerakan Arya Datuk Kumbang,Prabu Lewmunding,beseru keras.....!!! "Kokohkan
Ular Naga"... mendengar kata sandi sang Pemimpin,pasukan
Lewmunding,berubah posisi secara cepat membentuk barisan se-ekor ular naga
pemangsa.
Tahu pasukan musuh mulai memainkan
strateginya Prabu Batara Suma, langsung memberikan komando : "Masukkan mata
tombak ke bawah....!!!". Spontan pasukan Galuh,mengarahkan ujung tombaknya
kebawah lutut kaki musuh.Namun,strategi pasukan Lewmunding,hanya tipuan semata,sebelum
pasukan Galuh,menghujamkan mata tombaknya,secara spontan Prabu Lewmunding
berseru "Mulaaaaaaiiiii" maka secepat kilat seluruh pasukan Lewmunding
menyerang balik,tak ayal,dengan gebrakan sporadis,puluhan pasukan Galuh harus
tewas bermandikan darah.Melihat anak buahnya mati diujung tombak pasukan
Lewmunding,Batara Suma dan Arya Datuk Kumbang,marah besar dan langsung
menyerang dengan jurus-jurus mematikan.Disini Prabu Lewmunding,memanfaatkan
kemarahan kedua musuh bebbuyutannya,beliau sembari mundur 5 langkah ke
belakang,maka pasukan panah yang sudah disiapkan sedari tadi,langsung
menghujamkan ratuasan anak panahnya melesat tepat kejantung Batara Suma dan
Arya Datuk Kumbang,keduanya tak bisa mengelak oleh sambaran hujan panah yang
begitu cepat melesat.Keduanya langsung roboh tertembus puluhan anak panah tepat
mengenai ulu hatinya,Melihat kedua pemimpin Galuh tewas,semua pasukan
Lewmunding bersorak kegirangan dan mereka dengan yel...yel,semangat perang,
langsug merangsak maju ke dalam kerathon.
Dilain pihak Tumenggung Tunggul,beserta 1000
pasukannya,telah menanti kedatangan pasukan berkuda yang dipimpin langsung oleh
Prabu Tepak Palimanan. 250 pasukan pemanah ditempatkan dalam posisi
terdepan.Kini derap kaki kuda sudah semakin jelas terdengar,Tumenggung
Tunggul,telah mempersia[kan secara matang kedatangan Prabu tepak dan pasukannya,250
pasukan ditempatkan di atas bukit Pajajar,sedangkan 500 pasukan bersenjata
lengkap sudah siap menghadang didepan pintu masuk dan 250 pasukan lainnya
ditugaskan sebagai pengacau pasukan musuh...."Seranggggggg....!!!!"
teriak Tumenggung Tunggul......ratusan anak panah melesat secara serempak
hingga membuat pasukan Palimanan sulit mengelak,satu persatu prajurit
Palimanan,tersungkur jatuh merenggang nyawa. Dalam keadaan yang tak terduga
ini,500 pasukan bersenjata lengkap,langsung merangsak maju,dan 250 pasukan
lainnya menyergap dari arah belakang,pertempuran sengitpun mulai berkobar,satu
persatu pasukan Paliman terus berguguran..."Hai kutu
Kuprettttttt,lawanlah aku Tepak Palimanan.Sampaikaan ke rajamu Siiwangi,aku
menantangnya" Rupannya Prabu Tepak,sangat marah melihat anak
buahnya banyak yang mati,lalu dengan kesaktiannya,Prabu Tepak,berubah wajud
menjadi sosok Rakasasa yang sangat menakutkan......."Gempur
terusssss dan pantang prajurit Galuh,tunduk kepada Buto Ijo"
terang Tumenggung Tunggul,mendengar semangat sang pemimpin,pasukan pemmanah
langsung melesatkan ratusan busurnya kearah Prabu Tepak,yang kini sudah
menjelma menjadi sosok Raksasa..... "hahahahahahahahah, silahkan
habiskan anak panahmu wahai cecunguk Galuh" ternyata ratusan anak
panah dari prajurit Galuh,tidak membuat Prabu Tepak meringis kesakitan,bahkan
sebaliknya ratusan mata anak panah seolah angin berlalu sewaktu mengenai badan
sang Raksasa......"hahahahaha hayooo habiskan anak panahmu Prajurit
ingusan" sembari tertawa mengejek.Tahu musuh yang dihadapinya
kebal senjata tajam,Tumenggung Tunggul,langsung maju ke laga depan :
"Hai Raksasa Palimanan,jangan kau bermimpi bisa menaklukkan Galuh
Dwipa,akulah lawanmu sekarang" lalu Tumenggung Tunggul,merapalkaan
ajian Jaya Girdoh Galih "Seniatku nganggo ajiku.Bedah bui nunggal
ratu alam.Girdoh galih tumae alam.Ratu serat kewajibanku moncol.Karunia bisor
bisa kudu bisa jagat sewedi penolong kaulo" lalu sang Tumenggung
Tunggul,berubah wujud menjadi se-ekor Rajawali raksasa.
SUMBER : AS-SAYYID AL-ALLAMAH
AL-‘ARIF BILLAH QUTHBUL SANIYYAH SYARE’ATUL KHOTAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar